“SEJARAH SINGKAT LAHIRNYA
KOTA TERNATE”
Sekian banyak sumber yang
mengisahkan tradisi setempat tentang masa awal terbentuknya Ternate yang kita
kenal sekarang, tentu memperbanyak versi mengenai masa tersebut. Dalam beberapa
naskah tulisan tangan, laporan–laporan dan surat-surat resmi dari orang-orang
barat (dokumen kearsipan) yang ditulis dalam Aksara “Jawi” atau bahasa Melayu,
Ternate, Portugis dan Belanda, antara lain : Jogugu Marsaoli yang dikutip Fr.
Valentijn, Hikayat Tanah Hitu, Naidah (Jo Hukum Soa Sio), Hikayat
Ternate, A. Bastian, Tradisi Lisan atau Cerita-cerita Rakyat dan
yang lainnya, jelas sudah meninggalkan dunia mitos dan legenda karena
didasarkan atas sumber-sumber sejarah yang biasa diandalkan secara ilmiah, yang
merupkan tindakan-tindakan yang secara sadar dilakukan di masa lampau oleh
orang-orang Ternate sendiri.
Tahun 1250 merupakan masa tertua sejauh kita dapat menelusuri
Sejarah Ternate. Berawal dari empat “Momole” (Momole Ngaruha) di Pulau
Ternate yang membentuk Kerajaan Ternate. Pemukiman
Tertua dengan Pemimpin Pertama Momole Guna yang berkedudukan di Tabona
(di puncak gunung), Momole Moloma-titi yang berkedudukan di Foramadiahi (di lereng
gunung) dan Momole cico yang berkedudukan di Sampalo (di pantai), di tempat kemudian
didirikan Kota Besar Gam-ma-Lamo,
kenyataan bahwa Momole Cico kemudian
diangkat menjadi Rja atau “Kolano” pertama dari Kerajaan Ternate oleh semua “Momole”
di pulau Gapi, nama lain dari Pulau Ternate.
Momentum histories perjalanan Sejarah Kota Ternate ini
kemudian akhirnya dikaji ulang oleh anak cucu para Momole melalui Seminar
Sejarah Lahirnya Kota Ternate, yang dilaksanakan atas kerjasama
Pemerintah Kota Ternate dengan universitas Khairun Ternate, berlangsung di
Ternate pada tanggal 8 s/d 9 Juli 2003. Pesertanya berjumlah 148 Orang, terdiri
dari Tokoh Masyarakat, Tokoh adat, Instansi Pemerintah, Politisi, Kalangan
Pers, Akademisi, LSM dan Mahasiswa. Dengan menampilkan 8 Pemakalahdan disajikan
dalam dua sesi diskusi. Kedelapan pemakalah tersebut masing-masing :
1. Prof. Dr. R. Z. Leirissa, dari
Universitas Indonesia.
2. Prof. Dr. A. B. Lapian, dari
Universitas Indonesia.
3. Prof. Dr. H. M. Saleh Putuhena, dari IAIN
Alauddin Makassar.
4. H. M. Adnan Amal, S.H. dari
Universitas Khairun Ternate.
5. Drs. H. Mudaffar Sjah, SMHK, Sultan Ternate.
6. (Almarhum) Drs. H. M. Jusuf Abdurahman, dari
Universitas Khairun Ternate.
7. (Almarhum) Drs, Jusuf W. Siokona, dari Pemerintah
Kota Ternate.
8. (Almarhumah)
Dra. Irza Arnyta Djafaar, dari
Universitas Khairun Ternate.
Setelah melalui pembahasan yang
mendalam atas usul-usul yang dikemukakan oleh pemakalah tersebut di atas,
dengan mendasarkan diri pada argumentasi yang rasional, kritik dan penafsiran
sejarah, serta mempertimbangkan nilai moral, maka disepakati untuk menetapkan Hari
Lahirnya Kota Ternate pada tanggal 29 Desember Tahun 1250. Pilihan atas
tanggal 29 Desember karena pada hari itulah kemenangan Sultan Baabullah atas
Portugis (Diusirnya Portugis dari Benteng Gamlamo). Peristiwa ini dapat
membangkitkan semangat Patriotisme dan identitas diri Masyarakat Ternate. Tahun
1250 dipilih sebagai Tahun Lahirnya
Kota Ternate. Karena pada tahun itulah merupakan awal dari proses menuju berdirinya
Kota Sampalo sebagai Ibukota pertama Ternate.
Dari hasil rumusan dan rekomendasi
tersebut diatas, maka Pemerintah Kota Ternate bersama Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kota Ternate pada tanggal 10 Maret 2004 menetapkan Peraturan Daerah Kota
Ternate Nomor 02 Tahun 2004 tentang Hari Jadi Kota Ternate.